Laman

Kamis, 07 Februari 2013

ILMU TAUHID AQOI'DUL IMAN DALAM SYARIAT



Adapun PENDAHULUAN masuk untuk menjalankan ilmu tauhid itu di bagi pada tiga pembagian enurut Aqal yang Khowas yang ada lima (panca indra) yaitu, Pendengaran, Penglihatan, Penciuman, Perasa, lidah .

  Menurut Hadist (khobar) yang Mutawatir, yaitu khabar yang turun menurun dari Rosulullah saw.
Adapun penjelasan khobar mutawatir itu dua bagi:

  1. Khobar Mutawatir yang datang dari lidah orang banyak

  2. Khobar Mutawatir yang datang dari lidah rasul-rasul.

  Aqal, yaitu hukum yang mengatur sesuatu hal yang ADA atau TIDAK ADA.
Dan pemahaan  'Aqal itu di bagi menjadi dua :

  1. 'Aqal Nadzori, yaitu akal yang memerlukan pemikiran dan keterangan (dalil).
  2. 'Aqal Dzoruri, yaitu akal yang tidak memerlukan pemikir dan keterangan .

  Adapun Hukum Aqal itu di bagi tiga :

  Wajib Aqal, yaitu Perkara yang tidak bisa diterima oleh akal akan tidak adanya maka wajib adanya (Dzat, Sifat dan af'al Allah)

  Mustahil Aqal, yaitu perkara yang tidak bisa diterima oleh aqal akan adanya maka mustahil adanya ( Segala kebalikan dari sifat yang wajib, sekutu )

  Harus 'Aqal, yaitu perkara yang bisa diterima oleh akal akan adanya atau tiadanya ( Alam dan segala isinya yang baru / diciptakan )


Adapun Aqo'idul Iman itu di bagi menjadi lima pembagian:

1. Aqo'idul Iman 50 : yaitu dengan singkat untuk menjelaskan IMAN kita dan wajib diketahui bagi semua orang islam yang baligh lagi beraqal (mukallaf) laki-laki atau perempuan yang mulai ingin mengerjakan ibadah kepada Allah swt, jikalau  Kita tidak mengetahui tentang Aqo'idul Iman yang singkat ini maka Belum di katakan SAH ibadah kita kepada Allah swt karena di dalam aqidah islamiyah itu diatur dengan aturan mengenal ALLAH dan sifat-sifatnya secara terperinci , karena tidak mungkin kita mengimani (percaya) dengan yaqin jika kita tidak mengetahui aqidah IMAN kita pada ALLAH swt.




عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ



dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Iman memiliki lebih dari enam puluh cabang, dan malu adalah bagian dari iman.



 مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ أَبِي عُمَرَ الْمَكِّيُّ وَبِشْرُ بْنُ الْحَكَمِ قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ وَهُوَ ابْنُ مُحَمَّدٍ الدَّرَاوَرْدِيُّ عَنْ يَزِيدَ بْنِ الْهَادِ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ الْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ ذَاقَ طَعْمَ الْإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا

Muhammad bin Yahya bin Abu Umar al-Makki dan Bisyr bin al-Hakam keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz -yaitu Ibnu Muhammad ad-Darawardi- dari Yazid bin al-Had dari Muhammad bin Ibrahim dari Amir bin Sa'ad dari al-Abbas bin Abdul Muththalib bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang yang ridla dengan Allah sebagai Rabb dan Islam sebagai agama serta Muhammad sebagai Rasul, maka dia telah merasakan nikmatnya iman. HADIST muslim NO 4057


Adapun aqo'id IMAN itu : 20 sifat yang wajib dan 20 sifat yang mustahil dan 1 sifat yang harus maka dijumlahkan jadi 41 dan 4 sifat yang wajib bagi rasul dan 4 sifat  yang mustahil  bagi rosul dan 1 sifat yang harus pada rasul maka jadi 9, maka dijumlahkan dengan 41, jadi 50 Aqo'id .

2. Aqo'idul Iman 60

3. Aqo'idul Iman 64

4. Aqo'idul Iman 66

5. Aqo'idul Iman 68

Adapun Aqo'idul Iman yang empat (4) kemudian ini untuk ma'rifat yaitu untuk membedakan dzat Allah Ta'ala yang QODIM (dahulu) dan Baqo' (kekal) dengan dzat yang Hudus (baru) yaitu mahluk, dan membedakan sifat Allah  dengan sifat yang baru dan membedakan perbuatan Allah  dengan perbuatan yang baru, maka semuanya itu benar, hanya perselisihannya pada Rukun Iman saja,
Sebagiannya tidak dimasukkan dalam Rukun Iman yang 4 hal, maka jadi 60, setengahnya dimasukkan Rukun Iman tetapi tidak dimasukkan lawannya, maka jadi 64, dan setengahnya dimasukkan Rukun Iman yang 4 hal dan lawannya , maka jadilah 68 dan yang 66 tidak masyhur sebab tidak dimasukkan satu (1) sifat yang wajib bagi Rasul dan lawannya maka inilah sebab menjadi 66.

Maka baharulah jadi Syahadat itu dua (2) bagi:

1. Syahadat Tauhid, yaitu Ashadu anllaa ilaha ilallah

2. Syahadat Rasul, yaitu Ashadu ana muhammadarrasuulullaah

Adapun Fardhu Syahadat itu dua hal:

1. Diikrarkan dua kalimat itu dengan lidah

2. Ditasdiqkan makna itu kedalam hati

Adapun syarat  Bersyahadat itu empat hal:

1. Di ketahui apa isi didalam dua kalimat itu

2. MengIqrarkan dua kalimat itu dengan lidah bagi yang mampu

3. Ditasdiqkan maknanya itu kedalam hati

4. Diyakinkan sungguh-sungguh dalam hati

Rukun Syahadat itu empat hal:

1. Mengisbatkan (menetapkan) dzat Allah Ta'ala dzat yang wajibul wujudNya

2. Mengisbatkan sifat Allah swt sifat yang kamaalaat atau sifat yang kesempurnaan

3. Mengisbatkan af'al Allah swt memberi bekas dan yang terjadi dalam alam ini semua perbuatannya

4. Mengisbatkan kebenaran Rasulullah dan Muhammad saw itu benar-benar utusan Allah swt

Adapun Kesempurnaan Syahadat itu empat (4) hal:

1. Diketahui

2. Diiqrarkan dengan lidah

3. Ditashdiqkan dengan hati

4. Dilakukan dari dalam hati sampai pada keseluruh anggota (amaliyah)

Yang membinasakan Syahadat itu empat (4) hal:

1. Keraguan hatinya pada Allah swt

2. Menduakan (syirik) Allah swt

3. Menyangkal dirinya dijadikan Allah swt

4. Tidak ada mengisbatkan dzat, sifat dan af'al Allah swt dan kebenaran Rasul

Adapun dzikir itu di bagi tiga (3) bagian

1. Dzikir lidah yaitu: LAA ILAAHA ILLALLAH

2. Dzikir hati yaitu: ALLAH

3. Dzikir sirr yaitu: HUWA

Adapun LAA ILAAHA ILLALLAH itu dzikirnya orang Syari'at

Adapun ALLAH-ALLAH itu dzikirnya orang Thoriqot

Adapun HUWA-HUWA itu dzikirnya orang-orang Hakikat

LAA ILAA HA ILLALLAH itu makanan Jasmani

ALLAH - ALLAH  itu makanan Qolbu

HUWA - HUWA itu makanan Ruhani

MAKNA ISMU DZAT ( ALLAH )

ALIF = Dzat

LAM AWAL = Sifat

LAM AKHIR = af'al

HA' = Asma '

============================================
ADAPUN DASAR-DASAR HADIST TENTANG AQAL
DALAM KITAB HADIST DI SEBUTKAN



Kitab Bukhari  37 Hadist
Kitab Muslim 19 hadist
Kitab Abu daud 33 hadist
Kitab Tarmidzi 20 hadist
Kitab Nisai 29 hadist
Kitab Ibnu majah 16 hadis
Kitab ahmad 76 hadist
Kitab Malik 6 hadist
Kitab Dayromi 18 hadist






============================================
ADAPUN DASAR-DASAR HADIST YANG MENJELASKAN 
TENTANG  IMAN ITU 


Kitab Bukhari 59 Hadist

Kitab Muslim 36 hadist
Kitab Abu daud 14 hadist
Kitab Tarmidzi 27 hadist
Kitab Nisai 15 hadist
Kitab Ibnu majah 27 hadis
Kitab ahmad 194 hadist
Kitab Malik 3 hadist
Kitab Dayromi 9 hadist




 خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَضْحَى أَوْ فِطْرٍ إِلَى الْمُصَلَّى فَمَرَّ عَلَى النِّسَاءِ فَقَالَ يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ فَإِنِّي أُرِيتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ فَقُلْنَ وَبِمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ مَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ أَذْهَبَ لِلُبِّ الرَّجُلِ الْحَازِمِ مِنْ إِحْدَاكُنَّ قُلْنَ وَمَا نُقْصَانُ دِينِنَا وَعَقْلِنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أَلَيْسَ شَهَادَةُ الْمَرْأَةِ مِثْلَ نِصْفِ شَهَادَةِ الرَّجُلِ قُلْنَ بَلَى قَالَ فَذَلِكِ مِنْ نُقْصَانِ 
عَقْلِهَا أَلَيْسَ إِذَا حَاضَتْ لَمْ تُصَلِّ وَلَمْ تَصُمْ قُلْنَ بَلَى قَالَ فَذَلِكِ مِنْ نُقْصَانِ دِينِهَا



"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada hari raya 'Iidul Adlha atau Fitri keluar menuju tempat sholat, beliau melewati para wanita seraya bersabda: "Wahai para wanita! Hendaklah kalian bersedekahlah, sebab diperlihatkan kepadaku bahwa kalian adalah yang paling banyak menghuni neraka." Kami bertanya, "Apa sebabnya wahai Rasulullah?" beliau menjawab: "Kalian banyak melaknat dan banyak mengingkari pemberian suami. Dan aku tidak pernah melihat dari tulang laki-laki yang akalnya lebih cepat hilang dan lemah agamanya selain kalian." Kami bertanya lagi, "Wahai Rasulullah, apa tanda dari kurangnya AQAL dan lemahnya agama ? Beliau menjawab: Bukankah persaksian seorang wanita setengah dari persaksian laki-laki  Kami jawab, "Benar." Beliau berkata lagi: Itulah kekurangan akalnya. Dan bukankah seorang wanita bila dia sedang haid dia tidak shalat dan puasa?" Kami jawab, "Benar." Beliau berkata: "Itulah kekurangan agamanya.



Kalimat MUsyarrofah:

"لا اله الا الله"

Berkata Syaikh Sanusy:

  واما استعنآؤه جل وعز عن كل ماسواه فهو يجب له الوجود والقدم والبقاء ومخالفته للحوادث والقيام بالنفس والتنزه عن النقئص ويدخل في ذلك وجوب السمع والبصر والكلام اذ لولم يجب له هذه الصفات لكان محتاجا الى المحدث او الى المحل او الى من يدفع عنه النقائص

Adapun tidak butuh Jalla wa'Azza dari tiap'' selain Nya, maka wajib bagi Nya: 

Wujud, Qidam, Baqo ', Mukholafah lilhawaadits, Qiyaamu binafsih, Tanazzuhu' aninnaqooish, terkandung didalam hal itu wajib Sama ', Bashor, KaLaAm, jika tidak ada pada Nya sifat'' tersebut, jadilah Dia butuh pada Muhdits atau Mahal atau pada siapa saja yang dapat menolakan dari kekurangan Nya.Wajib juga termasuk di dalamnya tiga sifat ma'nawiyah Smii'an, bashiiron, Muta kalliman.
Semua ada sebelas

sifat:

1: Sifat Nafshiyah Wujud.

4: Sifat Salbiyah Qidam, Baqo ', Mukholafah lilhawadits, Qiyamuhu binafsih.

3: Sifat Ma'any Sama ', Bashor, Kalam.

  3: Sifat ma'nawiyah Samii'an, Bashiiron, Mutakalliman.

  ويؤخذ منه تنزهه تعالى عن الاغراض في افعاله واحكامه والا لزم افمقاره الى ما يحصل غرضه كيف وهو جل وعز الغنى عن كل ما سواه

Diperoleh faham dari suci Allah Ta'alaa dari mengambil untung / manfaat dari berbagai pekerjaan dan penetapan hukum'' Nya, jika tidak mengharuskan butuh Dia pada yang menghasilkan kemanfa'atannya. Bagaimana mungkin? Dia Jalla wa'azza yang Kaya / Tak butuh dari tiap'' selain Nya.
Ma'na Ghorodh itu: "Cari kemanfa'atan / mashlahah dari berbagai pekerjaan Allah
(Maha suci Dia) dalam menja dikan makhluq atau pada mengatur Hukum'' Syar'i, di tujukan pada makhluq atau untuk Allah sendiri; kedua per kara tersebut mustahil terjadi, pada haq Allah yang ti dak butuh pada selain Nya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar